Bahan kimia sering dijadikan pilihan utama di dalam mengatasi serangan rayap sebab cara ini tidak hanya efektif, tapi juga cepat. Jika ingin memakai termitisida untuk mengontrol populasi rayap, anda perlu lebih berhati-hati sebab takaran yang pas sangat diperlukan. Memakai termitisida secara berlebihan tidak baik untuk lingkungan. Maka dari itu, sebaiknya pelajari baik-baik petunjuk penggunaan sebelum menyebarkannya. Secara umum termitisida dibagi ke dalam kategori berikut:
- Repellent: bahan kimia ini punya aroma yang kuat bagi rayap, namun tidak mengganggu sama sekali bagi manusia. Kelebihan utamanya adalah tahan lama, bahkan bisa mencapai 10 tahun sejak aplikasi pertama. Ini bisa menjadi pilihan untuk melindungi bangunan baru atau lama.
- Non-repellant: merupakan generasi terbaru termitisida yang tidak mengganggu indera penciuman rayap, namun tetap bisa memberikan efek fatal. Termitisida jenis ini sangat cocok untuk infestasi yang sangat parah. Namun bersamaan dengan itu pula, termitisida non-repellant punya bandrol harga yang cukup mahal.
Berikut ini adalah beberapa contoh bahan kimia pembasmi rayap yang bisa ditemukan di pasaran:
Altriset: Altriset merupakan termitisida dari Syngent yang punya sifat non-repellent. Bahan kimia ini hampir tidak mengeluarkan bau sama sekali. Sementara untuk daya tahan, Altriset mampu bertahan selama 5 tahun lebih. Harganya relatif mahal, namun menurut orang-orang yang telah menggunakan, kualitas Altriset sesuai dengan harga yang ditawarkan. Tidak hanya aman, namun rayap juga kesulitan untuk mendeteksi keberadaannya di sekitar mereka. Ini menjadikannya bahan kimia yang tepat untuk mengatasi infestasi rayap skala besar.
Termidor: Termidor juga merupakan salah satu termitisida yang bisa diandalkan dalam membasmi rayap. Namun begitu, bahan kimia ini berbahaya jika sampai tertelan. Efek samping lain yang mungkin ditimbulkan adalah iritasi kulit. Termidor punya bau yang sedikit menyengat dan mampu bertahan kurang lebih 8 tahun sejak aplikasi pertama. Sejak diperkenalkan pada 2002 silam, termidor sudah sering dipergunakan untuk mengatasi masalah rayap di rumah maupun properti komersil. Bahkan banyak yang menyebutnya sebagai termitisida paling paten karena kemampuannya dalam menghalau pergerakan rayap. Zat kimia ini memiliki efek trophallaxis yang kuat, sehingga bisa menurunkan populasi rayap dengan cepat. Level toksisitasnya terbilang tinggi, jadi anda disarankan untuk memakai alat pengaman saat mempergunakannya.
Premis: premis merupakan termitisida tipe non-repellent dari bayer. Di dalamnya terdapat kandungan aktif berubah imidacloprid. Tingkat toksisitasnya berada di level s5, yang artinya bahan kimia ini tidak menimbulkan efek samping berbahaya ketika tertelan atau mengenai kulit. Aromanya hampir tidak tercium, namun mampu memberikan perlindungan selama sekitar 5 tahun. Sama seperti beberap termitisida lain, premis juga memiliki efek trophallaxis, bisa membunuh berbagai golongan rayap dalam sebuah koloni secara beruntun.
Biflex aquamax: di dalamnya terdapat kandungan aktif bifenthrin dan memiliki level toksisitas sedang. Bahan kimia ini bisa memberikan efek negatif saat tertelan, namun tidak sampai menyebabkan iritasi pada kulit. Daya tahannya diklaim mencapai 10 tahun jika diaplikasikan pada kondisi terbaik. Namun pada kondisi rumah dimana air begitu mudah mengalir dan meresap ke dalam tanah, usia pakainya jadi lebih pendek dari yang seharusnya. Untuk mempertahankan kemampuannya, sangat disarankan untuk melakukan aplikasi ulang setiap 6 tahun.
Nah, itu tadi beberapa contoh bahan kimia yang sering dipergunakan utnuk membasmi rayap. Semua produk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Harap disesuaikan saja dengan kebutuhan. Jika anda membutuhkan termitisida yang aman dan punya toksisitas rendah, altriset bisa menjadi pilihan meskipun harganya terbilang mahal. Sementara jika anda perlu produk yang powerful dengan kemampuan mengikat tanah yang baik, termidor bisa menjadi alternatif.
