Treatment kimia kerap dijadikan solusi ketika populasi rayap sudah segitu membludaknya hingga cara-cara konvensional sudah tidak lagi efektif. Treatment kimia biasanya melibatkan zat yang disebut sebagai termitisida. Cara kerjanya adalah menginjeksinya secara langsung ke dalam tanah, sehingga nanti akan terbentuk barrier atau pelindung. Rayap yang berani menerobos ke dalam lapisan tersebut akan mati. Sementara yang lain bisa merasakan kehadiran zat kimia berbahaya, sehingga akan menjauh dengan sendirinya.
Efektivitas
Termitisida sangat efektif untuk mengontrol populasi rayap. Hanya saja pengaplikasiannya harus tepat sasaran. Perlu diketahui, titik masuk rayap bukan hanya tanah di sekitar rumah, namun juga beton yang menjadi pondasi rumah. Seiring waktu, akibat tekanan yang terus-menerus, pondasi rumah bisa mengalami retakan-retakan dan itu akan menjadi pintu masuk bagi rayap menuju interior rumah. Mereka pada akhirnya bisa sampai ke lantai (khususnya yang terbuat dari kayu) dan bagian lain, kemudian mengakibatkan kerusakan jangka panjang. Semakin besar rumah yang dimiliki, semakin banyak insektisida yang dibutuhkan untuk melindungi properti tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin ratusan galon diperlukan untuk diinjeksi ke semua sudut rumah, termasuk pondasi beton, dinding, dan pekarangan. Rayap punya tubuh sangat ramping, jadi celah sekecil apapun bisa menjadi entry point bagi mereka untuk masuk ke dalam rumah.
Stabilitas termitisida
Stabilitas termitisida juga berpengaruh terhadap efektivitasnya di dalam mengontrol populasi rayap. Jenis chlorinated hydrocarbon seperti lindane dan aldrin diketahui punya stabilitas yang sangat baik di dalam tanah. Tidak hanya itu, mereka juga bisa bertahan lebih lama. Hanya saja, kemampuan tersebut sayangnya harus dibarengi dengan sifatnya yang tidak ramah lingkungan. Chlordane misalnya, diketahui memberi dampak buruk pada lingkungan secara luas, sehingga harus ditarik dari peredaran. Termitisida yang ada saat ini relatif lebih aman, selain itu tingkat efektivitasnya juga tinggi asalkan dipakai sesuai dengan petunjuk penggunaan. Rata-rata bahan kimia tersebut mampu bertahan di dalam tanah 5 sampai 10 tahun setelah injeksi.
Dosis yang tepat
Seperti halnya obat, pengaplikasian termitisida juga harus menuruti jumlah yang tepat. Jika terlalu sedikit, efeknya pada rayap akan kurang terasa. Jika terlalu banyak, resiko pencemaran lingkungan juga akan meningkat. Anda bisa berkonsultasi dengan jasa pengendali hama untuk informasi spesifik terkait hal ini. Hal lain yang turut mempengaruhi efektivitas termitisida adalah struktur fisik dan kimia dari tanah dimana anda membangun rumah. Yang dimaksud dengan struktur fisik dan kimia antara lain derajat keasaman (PH), kandungan lumpur, dan bahan organik terlarut.
Pengaplikasian
Termitisida bisa diaplikasikan pada struktur bangunan yang terbuat dari beton maupun kayu. Untuk pelapisan pada pondasi rumah, bahan kimia akan lebih efektif ketika diaplikasikan di bawah beton, bukan di atasnya. Jika termitisida diaplikasikan saat rumah sudah jadi, pilihan satu-satunya adalah dengan mengebor ke dalam pondasi tersebut. Ini tentu sangat merepotkan. Jika ingin hasil yang baik dan rapi, sebaiknya anda bekerjasama dengan jasa pengontrol hama. Hindari melakukan pekerjaan ini sendiri sebab anda akan kesulitan menakar dosis termitisida yang pas.
Selain itu, anda mungkin tidak punya peralatan untuk melakukan pengeboran dsb. Keuntungan lain dari menyewa jasa profesional adalah mereka bisa membantu melakukan perawatan terhadap barrier yang sudah dipasang. Hanya karena rumah sudah mendapatkan injeksi termitisida, bukan berarti tugas anda berhenti sampai di situ. Maintenance tetap diperlukan sebab peluang terjadinya infestasi tetap ada mengingat fungsi barrier hanya melindungi rumah dari rayap, bukan membunuh koloni mereka secara keseluruhan.